Kamis, 26 Juli 2012

Keiklasan mempromosikan tidak diimbangi dengan apa hasil dari promosi itu

Di suatu ketika Terlintas di benak saya, adakah yang ngeh tentang promosi pariwisata yang di lakukan masyarakat BALI seperti misalnya melakukan upacara ritual podalan dipura masing-masing desa adat ,pawai ogoh-ogoh disetiap hari pangrupukan tilem kesanga,melakukan PED( MEDAENG) dalam rangka piodalan di Pura jagat,itu semua secara tidak langsung sebuah promosi pariwisata yang pada gilirannya akan meningkat kan kedatangan tamu pariwisata ke Bali.Ketulusan promosi Itu tidak di imbangi oleh penghargaan yang mereka peroleh, bahkan dicemooh mengganggu kelancaran lalu lintas, oleh mereka yang ikut hidup, cari makan ,dan maaf( membuang hajat di tanh Bali) Kalau kita jujur mengenai hal itu semestinya Pelaku Priwisata,Pemerintah,dan investor yang kantong tebalnya di isi oleh keluhuran budaya Bali Yang dikata Adi luhung itu memikirkan memberikan tujangan bagi desa pekraman atau msyarakat Bali, supaya hal (promosi) yang dilakukan dengan swadaya, diringankan bebanya,bukan malah diacuhkan. Sekarang kami bertanya .Apa kita dapatkan APABILA, seandainya hal-hal yang dilakukan masyarakat Bali secara turun-temurun HILANG di karenakan oleh ketidakberdayaan EKONOMI masyarakat Bali? JAWABAN YANG KAMI PEROLEH ADALAH........................... KITA BANGKRUT ALIAS PAILIT ALIAS KIAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar